sugihan-jatirogo.desa.id – Kekurangan Energi Kronis (KEK) merupakan suatu kondisi yang harus diwaspadai oleh setiap ibu hamil. Kondisi ini bisa terjadi pada wanita usia subur (WUS), yaitu perempuan dengan rentang usia 15 sampai 45 tahun.
Cara mengidentifikasi apakah ibu hamil mengalami kurang energi kronik atau tidak adalah dengan menggunakan ukuran lingkaran lengan atas (LILA). “Jika LILA kurang dari 24 cm, dipastikan ibu hamil mengalami kekurangan energy kronis (KEK)”, cerita Tutik Handayani, selaku Bidan Desa Sugihan.
Dikutip dari jurnal Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), LILA adalah alat ukur sederhana yang telah banyak digunakan untuk mengetahui risiko kekurangan energi kronik (KEK), untuk memprediksi kelahran bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), memprediksi kematian neonatal dini, hingga memprediksi status gizi anak sampai usia 9 tahun. Dan berdasarkan berbagai penelitian menunjukkan jika LILA adalah salah satu alat identifikasi KEK yang cukup baik.
Penyebab terjadinya KEK pada umumnya adalah karena kurangnya asupan makanan, usia kehamilan yang terlalu muda ataupun terlalu tua, efek bekerja yang terlalu berat, dan terjadinya infeksi pada saat kehamilan.
Umumnya, ibu hamil yang mengalami KEK akan mengalami kekurangan gizi, tubuh mudah lelah, pucat, lemas, dan mengalami kesulitan dalam proses persalinan. Akan tetapi, KEK juga bisa berpengaruh pada janin hingga beresiko tinggi terjadi keguguran, perkembangan janin yang terhambat, cacat janin, bayi premature, hingga kematian bayi.
Sebagai wujud kepedulian, kemarin senin (16/09) Bidan Desa memberikan 3 box susu kepada 2 ibu hamil KEK di Sugihan dengan harapan dapat membantu dan menunjang gizi agar tidak sampai terjadi ibu hamil dengan kekurangan energy kronis (KEK). Serta memberikan wawasan kepada ibu hamil KEK untuk tetap mengkonsumsi makanan yang bergizi dan rajin periksa ke bidan/dokter untuk memantau kesehatan ibu dan bayi, “Jangan lupa makan makanan yang banyak gizinya seperti ATIKA (ati ayam, ikan, telur)”, pungkas Tutik Handayani (ink/sgh).
Sumber : The Asian Parent ID