Sugihan-jatirogo.desa.id – Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program yang dicanangkan Pemerintah Pusat guna mendorong kemandirian warga untuk mengurangi kemiskinan. Meningkatnya kesejahteraan para Kelompok Penerima Manfaat (KPM) merupakan cita-cita mulia dari program PKH ini. Untuk mencapai semua itu KPM harus mampu mandiri, sejahtera, produktif, dan tidak bergantung pada bantuan sosial pemerintah. Jika kondisi kesejahteraan KPM meningkat, KPM dapat melakukan Graduasi Mandiri. Dalam upaya untuk mencapai Graduasi Mandiri ini, pendamping PKH Desa Sugihan, Ibu Setiyaningsih tidak lupa selalu memberikan motivasi kepada KPM nya, karena jasa beliau per bulan Februari 2019 ini, di Desa Sugihan terdapat 8 orang KPM dinyatakan lulus atau graduasi mandiri dari kepesertaan (PKH).
Proses pengunduran diri ini tak luput dari wawasan dan bimbingan dari pendamping PKH Desa Sugihan. Awal mulanya adalah karena akan dipasang stiker di setiap rumah penerima PKH. Stiker tersebut bertuliskan list jenis bantuan apa saja yang diterima warga, stiker ini diterbitkan oleh Baznas Tuban guna untuk mensukseskan Susenas (Survey Sosial Ekonomi Nasional) 2019. Namun, karena wawasan yang diberikan pendamping PKH, pemasangan stiker ini banyak menimbulkan efek positif, yaitu banyak KPM yang mengundurkan diri karena merasa dirinya sudah tidak layak lagi menerima bantuan.
“Bu, missal ibu-ibu ini cantik tapi dibilang tidak cantik kira-kira sakit hati tidak bu? Tanya bu setiyaningsih selaku pendamping PKH. Serentak para KPM menjawab “sakit hati bu…. “, “Nah, sekarang misal ibu-ibu ini mampu tapi dibilang miskin gimana, suka bu? Tambah pendamping PKH Desa Sugihan ini, lagi-lagi para KPM menjawab “tidak bu…” . Akhirnya pendamping PKH yang akrab disapa bu ning ini menawarkan kepada para KPM nya, siapa saja yang merasa mampu mari dengan legowo dipersilahkan untuk mengundurkan diri dari kepesertaan PKH ini. Alhamdulillah, karena wawasan dan motivasi dari pendamping PKH sebanyak 8 peserta PKH di Desa Sugihan terketuk hatinya untuk mengundurkan diri dari program PKH ini dengan senang hati dan tanpa unsur paksaan dari pihak manapun.
Sore itu, senin (04/03/2019) 8 orang warga yang mengundurkan diri dari kepesertaan program PKH tersebut diundang di balai desa Sugihan untuk penanda-tanganan berkas NE (Non Eligible) dari PKH dan surat pernyataan. Berkas ini merupakan sebuah berkas yang menyatakan bahwa KPM tersebut sudah tidak mengikuti program PKH lagi. Delapan orang luar biasa tersebut antara lain :
Pada saat itu, tidak lupa ibu pendamping PKH dan ibu Sekretaris Desa selaku perwakilan dari Pemdes Sugihan melakukan dialog ringan mengenai alasan-alasan para KPM tersebut mengundurkan diri. Alasan dari para KPM tersebut rata-rata sama yaitu karena merasa dirinya sudah tidak layak lagi menerima bantuan, dan berharap bantuan tersebut dialihkan ke orang yang lebih membutuhkan. Beberapa penerima manfaat PKH yang mengundurkan diri ini, ada yang baru 1-2 tahun bergabung dengan PKH ada pula yang sudah sampai 11 tahun bergabung. Tapi Alhamdulillah, meski baru sebentar bergabung dengan PKH banyak yang sadar dan melakukan graduasi mandiri.
Sejauh ini, memang tidak bisa dipungkiri, efek pemasangan stiker yang bertuliskan “keluarga miskin” cukup ampuh menimbulkan efek jera bagi masyarakat. Terutama bagi warga yang sudah cukup mampu tapi masih menerima bantuan. Harapannya, dengan rencana pemasangan stiker “keluarga miskin” serentak di seluruh desa di Kecamatan Jatirogo ini akan ada lagi KPM yang dengan senang hati mau mengundurkan diri dari kepesertaan PKH ataupun kepesertaan program bantuan lain, jika memang merasa dirinya benar-benar tidak layak menerima bantuan tersebut. Karena jaman sekarang ini rata-rata semua mengaku miskin jika dihadapkan dengan bantuan-bantuan sosial yang ditawarkan oleh Pemerintah Pusat.
Pihak Pemdes Sugihan sangat mengapresiasi sekali kepada warga yang mampu graduasi mandiri dari program PKH ini. Ucapan terimakasih tak lupa disampaikan kepada pendamping PKH Desa Sugihan yang telah sukses memotivasi beberapa KPM PKH di Desa Sugihan. Semoga kedepan ada lagi warga yang terketuk hatinya untuk mengikuti jejak-jejak KPM yang berani mengundurkan diri karena sudah merasa tidak layak menerima bantuan (ink/sgh).